Rabu, 13 Maret 2013

RAJA tertawa

 (KKN, Kisah Kerajaan Nusasengsara; 1)
   Alkisah, sebuah kisah yang belum pernah dikisahkan. Ada sebuah kerajaan entah dimana adanya, kerajaan Nusasengsara. Rajanya bukan manusia juga bukan gorila.
     Kerajaan yang wilayahnya "subur" membuat rajanya makmur, kekayaan berlimpah. Para pembantunya, demikian juga, tak kurang suatu apa.
     Rakyatnya hidup sengsara, menderita, mencari makan saja susah.
     Raja yang berkelimang harta tidak pernah tertawa, atau tidak bisa tertawa. Hanya mengelus dada. Memikirkan rakyatnya atau harta keluarga. Sering berkeluh kesah.
     Rakyatnya menderita namun masih bisa tertawa, walau terpaksa atau dipaksa. Yang penting bisa tertawa.
     Suatu kisah yang sebenarnya biasa menjadi tidak biasa, saat sang raja tertawa. Suasana pasar yang diributkan oleh kenaikkan harga bawang tertutup oleh berita "raja tertawa". Seantero kerajaan menggema.
     Melihat rakyat gaduh, hanya gara-gara melihat raja tertawa, serta merta raja menggelar jumpa pers. Dengan gaya khasnya, mengelus dada, raja pun bertitah, "saya merasa prihatin akhir-akhir ini!"
Kegaduhan rakyat sudah semakin para, raja menjadi "takut".
     "atas informasi intelegen kerajaan, gara-gara saya tertawa," sambil mengelus dada,"Raja tertawa, diributkan! agar kegaduhan rakyat dikerajaan ini semakin terkendali maka saya rasa perlu menjelaskan duduk permasalahannya, agar tidak menjadi komoditas politik, dan dimanfaatkan pihak-pihak lain. Sebenarnya saya tidak tertawa, saya hanya mempertontonkan kawat gigi emas saya kepada rakyat."

(kisah ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama dan tempat memang disengaja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar